Kamis, 03 Juni 2010

Separuh penderita AIDS remaja yang rapuh

Sekitar 54,3 persen dari 17.000 penderita HIV/AIDS di Indonesia terdiri dari kelompok remaja. Untuk itu dua cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit ini yaitu dengan tindakan preventif yang menekankan pada pendekatan moral serta melalui kampanye-kampanye ksehatan. Hal ini mengemuka dalam kegiatan Pelantikan Pengurus Daerah Nasyiatul Aisyiah (PDNA) Kabupaten Jepara Periode Muktamar XI dan Pengukuhan PIK KKR Nasyiatul Aisyiyah Se-Kabupaten Jepara, Sabtu (8/5) di Aula Masjid At Taqwa Jepara.
Anggota Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah Humargani mengungkapkan, para remaja mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah antara usia 13 hingga 18 tahun.
Kegiatan seminar kesehatan yang dihadiri juga oleh Staff BPPKB Kabupaten Jepara Supriyadi dan Ketua PIK Remaja IRMANURIS Semarang Genry Nuswantoro diungkapkan bahwa, dari data survey tahun 2008 lalu, 97 persen remaja SMP dan SMA pernah menonton film porno, 93,7 persen pernah melakukan ciuman dan oral sex, 62,7 persen tidak perawan dan 30 persen pernah melakukan aborsi.
Supriyadi mengungkapkan, ada tiga masalah pokok yang dihadapi remaja saat ini yaitu masalah seksualitas, NAPZA, dan HIV Aids. Di Kabupaten Jepara menempati rangking ke-3 di Jateng terkait penyebaran penyakit AIDS. Untuk itu perlu pembekalan sosialisasi, penyuluhan secara intensif. ”Diharapkan remaja Jepara bisa terhindar dari penyakit menular ini” ungkapnya.
Berbagai program sudah dilakukan seperti bekerjasama dengan organisasi-organisasi, dinas kesehatan dan psikolog untuk memberikan pengetahuna kepada remaja. Supriyadi mengungkapkan, Untuk mencegah bahaya AIDS di kalangan remaja, ada dua cara yang bisa digunakan. Pertama, dengan tindakan preventif yang lebih menekankan pada pendekatan moral serta perilaku sehat dan bertanggung jawab.
Melalui pendekatan ini, remaja diharapkan tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Mereka yang belum siap, diharapkan mengisi masa remaja mereka dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti aktif di karang taruna, OSIS, atau olahraga.
Cara kedua, adalah tindakan pengamanan dalam kontak seksual (safe sex). Ini bisa dilakukan lewat penyuluhan atau kampanye
penggunaan kondom, misalnya. Namun, cara kedua ini sebenarnya lebih cocok untuk mereka yang berisiko tinggi seperti pekerja seksual. Setidaknya ini bisa memperkecil risiko penyebaran AIDS.
kegitan tersebut juga dilakukan pelantikan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja PIKIR oleh Sekertaris Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluaraga Berencana (BPPKB) Ragil Suntanu Sutrisno. 9 Kelompok yang dilantik berasal dari Kecamatan Jepara, Bangsri, Kembang, keling. Pecangaan, Kalinyamatan, Welahan, Nalumsari dan Mayong (Ardiansyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar